Kampus Alternatif, Dambaan Seluruh Umat.

 


Artikel/Opini

lpmesensi.com_. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Aqidah Usymuni, yang kerap disebut (STITA) Sumenep, adalah kampus yang berada pada jantung kota sumenep. Lahir atas inisiatif para sesepuh, terutama Pengasuh Pertama Pondok Pesantren Aqidah Usymuni, yakni Alm. Dr. KH. Ach. Safradji M.Pd. Beliau merupakan mentor perubahan dan kemajuan bagi STITA lebih-lebih bagi Yayasan Aqidah Usymuni. Dan sekarang diganti oleh Bapak. Dr. H. Ach. Effendi Lc.MA.

STITA merupakan salah satu perguruan tinggi yang berakreditasi B yang disahkan oleh Prof. T. Basaruddin pada 6 juni tahun 2017. Berdasarkan keputusan BAN-PT NO. 1887/SK/BAN-PT/Akred/S/VI/2017, Pada program studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Namun akreditasi terkait perguruan tinggi masih berakreditasi C.yang disahkan pada tahun 2020 lalu. Perjalanannya itu tidak mudah, step by step selalu dijalani, pada bulan ini tanggal 31-01 akan diadakan kembali atau perpanjangan akreditasi PT di STITA. Bahkan Visi yang diusung “ pada tahun 2025, STIT Aqidah Usymuni Sumenep menjadi perguruan tinggi yang unggul dan kompetitif sebagai pusat studi islam dan pendidikan islam kontemporer”. Pasalnya Visi ini sangat menjadi cita-cita besar bagi STITA kedepannya. 

Saya menyebutnya, STIT Aqidah Usymuni adalah kampus alternatif, kenapa alternatif? Karena tidak sedikit dari kalangan mahasiswa yang mengeyam pendidikan itu kebanyakan Mutakhorrij/ alumni gagal dari kampus-kampus ternama yang ada di pulau Jawa. Yang berarti makna alternatif adalah jalan pintas bagi mahasiswa yang tidak mampu dalam bidang finansial, Tapi saya sebagai mahasiswa aktif dan juga mahasiswa paten (makna paten saya sebut saja “ asli bukan alumni gagal dari kampus lain”). Yang merasakan alternatif adalah keberatan. Membuat saya meriang, bullshit dan merasa terbebani, saya juga tidak mengerti, beberapa mahasiswa yang tercatat, banyak yang mengeluh tentang tindakan, di mulai dari bisingnya anggaran pada UKK dan UKM sampai pada Kartu Indonesia Pintar (KIP). Konon, pada negeri Konoha, banyak para legend yang terintimidasi akibat penyelewengannya gara-gara Naruto dan Bruto itu berselisih sebab bantuan Rasen Shuriken (nama jurus pada serial Anime). Yang menyebabkan para punggawa negeri tersebut terseret pada hukum Shiki Fuujin. Tapi tidak dengan lembaga alternatif ini, iming-imingnya ada banyak cita yang nanti akan direpresentasikan pada tahun-tahun mendatang. Dan sayapun tidak tahu itu. 

Pada catatan Rektor, saya menemukan ungkapan bahwa “ dalam meningkatkan kualitas sarjana pendidikan islam yang dapat berdaya saing dan memenuhi tantangan zaman, STITA didukung oleh 68 dosen yang cukup professional di bidangnya masing-masing”. Begitu besar bukan! Cita-cita luhur STITA dalam meningkatkan kualitas sarjana pendidikan sampai-sampai didukung oleh beberapa dosen yang cukup professional, namun tidak tahu bagaimana perlakuan sebagian  dosen pada kelas hanya menyampaikan isi pengalamannya sendiri. Setidaknya pada catatan ini civitas akademik bisa mawas diri terhadap isi dalam pelajarannya. 

STITA adalah kampus swasta, daya saing pengetahuannya juga bisa dijadikan patokan oleh kalangan masyarakat. Tidak hanya sekadar ilmu yang diperoleh, jika diingat STITA punya jargon “ Knowledge, Action, piety” yang artinya berilmu, beramal, dan beretika. Hitung-hitung amal, ternyata pada dasarnya setiap manusia akan merasakan timbangan nanti di sisi-Nya. Oleh karena itu patut kiranya kita selaku mahasiswa selalu menggunakan adab sekalipun dalam keadaan menyanggah. 

Demis PU LPM Esensi 2021-2022

LihatTutupKomentar