Lifestyle
Beranda » Blog » JKiai, Santri, dan Susu UHT yang Hilang

JKiai, Santri, dan Susu UHT yang Hilang

HUMUR – lpmesensi.org/ – Suatu sore yang damai di pesantren Aqidah Usymuni.

Kiai Zainul Alim sedang duduk santai di teras, ditemani secangkir kopi dan sepotong pisang goreng. Nyai Radiah sibuk di dapur, sementara tiga anak mereka Lora Faqi, Neng Kayla, dan Neng Amira sedang bermain rumah-rumahan pakai sajadah yang digulung jadi pilar istana.

Tiba-tiba…

Iyon si sopir datang terburu-buru sambil ngos-ngosan, “Kiai! Kiai! Susu UHT-nya Nyai hilang!”

Kiai mengernyit, “Lho, itu kan simpanan buat stok seminggu. Kamu yakin?”

Santri dan Alumni Padati Maulid Nabi serta Haul Muassis di Ponpes Aqidah Usymuni

Iyon angguk penuh drama, “Sungguh, Kiai! Susu itu terakhir saya lihat pas saya taruh di atas kulkas setelah saya minum satu.”

Wafie, si pelayan santri, nyelonong sambil nyapu halaman, ikut komentar, “Kayaknya ada yang bawa malam-malam, Kiai. Saya liat bayangan kecil… mirip tuyul tapi bawa dot.”

Dari dalam rumah terdengar suara nyaring:
Neng Amira: “Bukan tuyul! Itu Kayla yang pura-pura jadi bayi! Dia minum dua sekaligus sambil merangkak!”

Neng Kayla, bocah 3 tahun itu, muncul sambil bawa gelas plastik dan berkata polos,
“Adek kan lagi main jadi bayi raksasa. Jadi butuh banyak susu, babah”

Neng Amira: “Iya, terus dia suruh aku jadi sapi. Katanya biar dramatis.”

Peserta KPM Posko 1 Gandeng Bidan dan PKK Desa Gelar Sosialisasi Penyakit Campak

Kiai Zainul Alim tertawa kecil, “Nggak apa-apa, yang penting jangan suruh Iyon jadi kambing. Nanti malah masuk kandang beneran.”

Novi dan Fika, yang sedang jagain anak-anak, cuma bisa geleng-geleng.

Novi: “Saya udah bilang, jangan kasih Kayla nonton kartun yang ada bayi yang bisa berubah jadi superhero.”

Fika: “Iya, abis itu dia minta pake popok dari sajadah.”

Nyai Radiah Imron keluar dari dapur sambil bawa panci. “Lain kali, kalau mau minum susu, bilang sama umi ya… Biar nggak jadi sesi investigasi sama santri!”

Aksi Mahasiswa Cipayung Plus: Demokrasi Sekarat, HAM Terancam

Iyon: “Iya, Neng. Tapi boleh nggak saya simpan satu dus buat cadangan, buat jaga-jaga kalo saya tiba-tiba pengen main jadi bayi juga?”

Semua langsung tertawa.
Dan sejak hari itu, susu UHT di pesantren disimpan di brankas dengan kode rahasia yang cuma diketahui oleh Neng Kayla h dan Amerah dan tentu saja mereka sudah lupa angkanya.

…………………….

Eyon Erorina

*) Lahir di Sumenep. Saat ini menempuh studi di STIT Aqidah Usymuni. Aktif di komunitas literasi dan seni, Sanggar Semesta serta Langgar Oretan Ikatan Santri Batuputih, Ponpes Aqidah Usymuni.

Artikel Terkait

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan