Artikel
Beranda » Blog » Menghidupkan Hari Jumat dengan Amalan Sunnah yang Dianjurkan

Menghidupkan Hari Jumat dengan Amalan Sunnah yang Dianjurkan

Jumat adalah hari yang istimewa dalam ajaran Islam. Rasulullah SAW menyebutnya sebagai sayyidul ayyam atau penghulu segala hari. Pada hari ini, Allah membukakan banyak pintu kebaikan, dan umat Islam dianjurkan untuk mengisinya dengan ibadah yang berpahala besar.

Di antara banyak keutamaan dan amalan sunnah yang bisa dilakukan umat Islam untuk mengisi hari Jumat adalah membaca shalawat, mandi Jumat, dan membaca Surah Al-Kahfi. Ketiga amalan ini tidak hanya bernilai ibadah, tetapi juga menjadi sarana penyucian diri secara lahir dan batin.

  1. Memperbanyak Shalawat

Salah satu bentuk kecintaan dan penghormatan kepada Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda:

“إن من أفضل أيامكم يوم الجمعة، فأكثروا علي من الصلاة فيه”

“Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling utama adalah hari Jumat, maka perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari itu.” (HR. Abu Dawud)

Santri dan Alumni Padati Maulid Nabi serta Haul Muassis di Ponpes Aqidah Usymuni

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda:

“أكثروا الصلاة علي يوم الجمعة وليلة الجمعة، فمن صلى علي صلاة صلى الله عليه عشرا.”

“Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku pada hari Jumat dan malam Jumat. Barang siapa membaca shalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. al-Baihaqi)

  1. Mandi Sunnah Jumat

Mandi sebelum berangkat shalat Jumat bukan sekadar mandi biasa, melainkan bentuk penyucian dan penghormatan terhadap hari mulia ini. Dalam hadits dari Imam Ahmad, Rasulullah bersabda:

“من اغتسل يوم الجمعة، ولبس من أحسن ثيابه، ومسَّ من طيب أهله، ثم خرج فلم يفرِّق بين اثنين، ثم صلى ما كُتب له، ثم أنصت إذا تكلَّم الإمام، غُفر له ما بينه وبين الجمعة الأخرى.”

Peserta KPM Posko 1 Gandeng Bidan dan PKK Desa Gelar Sosialisasi Penyakit Campak

“Barang siapa mandi pada hari Jumat, memakai pakaian terbaik, menggunakan minyak wangi keluarganya, lalu keluar ke masjid tanpa memisahkan dua orang, kemudian shalat sesuai yang ditentukan, dan diam saat khutbah, maka diampuni dosa antara Jumat itu dan Jumat berikutnya.” (HR. Ahmad)

Dengan mandi Jumat, umat Islam diajak untuk tampil bersih, rapi, dan harum ketika menghadiri shalat Jumat, sekaligus menyiapkan diri secara spiritual.

  1. Membaca Surah Al-Kahfi

Membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat tidak hanya mendatangkan ketenangan batin, tetapi juga menjadi sumber cahaya dan perlindungan dari fitnah Dajjal. Dalam hadits dari Abu Sa’id al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda:

“مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ”

“Barang siapa membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat, maka akan diberikan cahaya antara dua Jumat.” (HR. Al-Hakim)

Aksi Mahasiswa Cipayung Plus: Demokrasi Sekarat, HAM Terancam

Selain itu, Surah Al-Kahfi juga menjadi sarana mengingat kisah-kisah penuh hikmah dan penguatan iman. Selain membaca Al-Kahfi, umat Islam juga disarankan memperbanyak membaca Al-Qur’an dan dzikir lainnya.

  1. Memanfaatkan Waktu Mustajab untuk Berdoa

Hari Jumat memiliki satu keistimewaan di mana doa akan dikabulkan. Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“فيه ساعة لا يوافقها عبد مسلم ، وهو قائم يصلي ، يسأل الله شيئا ، إلا أعطاه إياه.”

“Pada hari Jumat terdapat satu waktu yang apabila seorang hamba Muslim menemuinya dalam keadaan shalat dan memohon sesuatu kepada Allah, maka pasti akan dikabulkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Mayoritas ulama berpendapat waktu mustajab tersebut berada antara Ashar dan Maghrib. Maka, sangat dianjurkan untuk memperbanyak doa pada waktu tersebut, terlebih menjelang sore hari. Begitu juga saat antara dua khutbah.

Hari Jumat bukanlah hari biasa, melainkan kesempatan emas untuk memperbanyak amal saleh dengan mendekatkan diri kepada Allah. Dengan menghidupkan amalan-amalan seperti shalawat, mandi, membaca Al-Kahfi, dan berdoa, seorang Muslim dapat meraih pahala yang besar serta mendapatkan ampunan dari Allah.

Wallahu a’lam.

 

…………………………………………

Ainur Rahman

*) Mahasiswa yang memimpin Badan Eksekutif  Mahasiswa (BEM) STITA sekaligus aktif di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Esensi.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan